Interactive Flat Panel, atau IFP sebagai kependekannya, telah digunakan di banyak tempat. Terutama, sekolah telah menggunakan IFP di ruang kelas sebagai alternatif yang lebih menarik dari alat presentasi lainnya. Selama bertahun-tahun, papan tulis putih telah digunakan di ruang kelas dan memperbolehkan siswa-siswi untuk berkontribusi menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan melalui penulisan jawaban mereka ke teori. Meskipun ada pilihan lainnya seperti proyektor LCD, papan tulis putih tetap menjadi alat penting dalam setiap ruang kelas. Sampai IFP muncul dan mengembangkan konsep papan tulis putih dengan banyak fitur yang memperluas pengalaman belajar dalam ruang kelas.
1. BAGAIMANA IFP TERINTEGRASI DALAM RUANG KELAS
Walaupun IFP telah menggantikan papan tulis putih akhir-akhir ini, situasi ini sudah berlangsung sejak waktu yang lama. Pada tahun 2005, ada laporan bahwa antara 65% dari seluruh sekolah dasar di Inggris Raya menggunakan papan tulis interaktif, sebuah versi dari IFP untuk tujuan pendidikan. Di artikel yang sama, Ofsted juga mencatat bahwa papan tulis interaktif membantu siswa-siswi dan guru dalam berbagai cara. Mulai dari mendukung berbagai macam gaya belajar, mengembangkan proses pembelajaran untuk anak kebutuhan khusus, dan membantu anak menumbuhkan pembelajaran mandiri mereka (The Guardian, 2005). Dengan kemajuan teknologi sejak tahun 2005, IFP telah menjadi lebih canggih seiring waktu. Hasilnya adalah banyak sekolah mempromosikan penggunaan IFP untuk menggantikan papan tulis putih dalam waktu sekian.
Papan tulis interaktif mempunyai beberapa fitur yang menjadikannya alat bagus untuk guru dan siswa-siswi di kelas. Papan tulis interaktif menggunakan proyektor terpisah untuk menampilkan layar dan guru-guru bisa menggunakan smart pen untuk menulis dan menggambar di materi pelajaran yang ditampilkan. Papan tulis interaktif merupakan perangkat yang hebat dalam membiarkan siswa-siswi berinteraksi dengan materi, Namun, papan tulis interaktif memiliki fungsi yang terbatas selain di ruang kelas. Papan tulis interaktif juga hanya bisa digunakan melalui komputer dan ukurannya yang sangat besar bisa saja tidak praktis di ruang kelas yang lebih kecil. Masalah-masalah kecil tersebut menyediakan solusi perbaikan bagi papan tulis interaktif.
Di situasi inilah IFP memiliki peran yang berguna. IFP memiliki fitur papan tulis yang terintegrasi di dalam IFP untuk memperbolehkan guru menulis dan menggambar di atas materi pelajaran. IFP memiliki kesamaan dengan papan tulis interaktif dalam fungsi dan konsep, tapi lebih baik berkat fokus pada pembelajaran interaktif. Pertama, IFP mempunyai lebih banyak fitur seperti pembagian file yang terintegrasi, memperbolehkan lebih dari satu gambar dimasukkan ke panel presentasi, dan lebih banyak interface ports untuk lebih banyak perangkat. Fitur-fitur tersebut bisa membuat siswa-siswi lebih tertarik dalam mempelajari materi pembelajaran. Guru-guru juga bisa berinteraksi dengan materi melalui menggambar bentuk dan menulis perkataan yang berhubungan dengan materi pembelajaran melalui fungsi layar sentuh. Akhirnya, perangkat tambahan seperti Smart Pen mengizinkan siswa-siswi untuk bereksperimen dengan ide-ide mereka sendiri untuk mencari solusi tertentu langsung di panel. Keunggulan-keunggulan IFP memastikan siswa-siswi bisa mengembangkan pemikiran kritis mereka, dan guru-guru punya lebih banyak alat untuk mengajar mereka.
2. CONTOH DAN ANALISIS DALAM PENGGUNAAN IFP
2.1. Sekolah Kusuma Bangsa di Palembang, Sumatera

Tahun lalu, Sekolah Kusuma Bangsa membeli banyak IFP untuk tujuan presentasi di sekolah. Sekolah Kusuma Bangsa telah dikenal menggunakan banyak perangkat teknologi baru demi meningkatkan pengalaman kelas. Sebelumnya, Sekolah Kusuma Bangsa menggunakan perpustakaan digital sampai iPad melalui Apple TV yang dikoneksikan ke proyektor. Sekolah ini sudah memasangkan IFP di sebagian besar ruang kelas di SMA Kusuma Bangsa, dan berencana untuk memasang yang lainnya di seluruh kelas di tingkat SD, SMP, sampai SMA secara bertahap (Neni, 2024). Sekolah yang terletak di Palembang ini telah menunjukkan komitmen mereka ke IFP demi memberi pengalaman belajar yang terbaik ke siswa-siswi mereka.
Hanny Octavia, Kepala SMA Kusuma Bangsa, menerangkan bahwa “Fasilitas canggih ini memberikan perkembangan bagi siswa yang akan meningkatkan pembelajaran mereka di sekolah dan memperluas wawasan dan pengetahuan mereka ketika mengakses informasi,” (Neni, 2024). Dia juga menyatakan IFP merupakan salah satu rencana masa depan sekolah dalam membuat berbagai smart classes, dan IFP telah membuat siswa-siswi tertarik untuk belajar lebih tentang mereka. Octavia juga menambahkan bahwa IFP mengajak siswa-siswi dan guru, tua dan muda, jenius atau fobia teknologi untuk memahami teknologi tersebut. Penjelasan tersebut menunjukkan Sekolah Kusuma Bangsa percaya IFP akan meninggikan pengalaman belajar siswa-siswi mereka.
Octavia juga mengungkapkan bagaimana IFP meningkatkan pengalaman belajar sejak sekolah Kusuma Bangsa menguji perangkat tersebut di tahun lalu. IFP membuat interaksi yang lebih dinamis antara siswa-siswi dan guru, sehingga bisa bekerja sama dalam mencari solusi atas masalah-masalah yang ditulis di IFP sendiri. IFP juga memiliki fokus yang kuat pada visualisasi materi pembelajaran untuk membuat materi pembelajaran lebih menarik dan mudah dimengerti kepada siswa-siswi. Terakhir, IFP memberi setiap siswa-siswi sebuah kesempatan untuk belajar bersama dan bahkan membantu satu sama lain di tugas kelompok. Alasan-alasan tersebut, menurut Octavia, akan meningkatkan aktivitas kelas di Sekolah Kusuma Bangsa agar siswa-siswi bisa berinteraksi dalam menyelesaikan masalah dengan benar (Neni, 2024).
2.2. Sekolah-sekolah K-12 di Amerika

Ada beberapa argumen yang menyatakan Sekolah-sekolah tingkat K-12 tidak boleh menyerah pada IFP, karena mereka percaya IFP adalah pembaruan modern terhadap papan tulis interaktif (Bartnik & Thompson, 2025). Selama periode waktu yang lama, papan tulis putih telah digunakan untuk memberikan peluang untuk siswa-siswi berinteraksi dengan materi melalui indera mereka sendiri. Tahun lalu, kurang lebih 92 persen dari sekolah-sekolah tingkat K-12 di Amerika menggunakan papan tulis interaktif di ruang kelas (Avni & Radix Technology, 2024). Namun, papan tulis interaktif harus bekerja lebih keras dan lebih rentan untuk gagal di lingkungan belajar yang terus berubah. Bartnik dan Thompson berpendapat ada cara-cara hemat untuk sekolah-sekolah bisa membeli atau membangun kembali papan tulis interaktif kepunyaan masing-masing. Salah satu dari saran mereka adalah sekolah-sekolah seharusnya mengupdate IFP masing-masing dengan sistem operasi terbaru.
Bartnik dan Thompson juga membagikan beberapa solusi, seperti Enterprise Devices Licensing Agreement dari Google membebaskan IFP apapun untuk bisa menggunakan aplikasi Google selama mereka dihubungkan dengan komputer yang berdasarkan Android. Kedua penulis percaya bahwa dengan plug-in yang baru dari Google, IFP bisa memanfaatkan keuntungan tersebut untuk menyegarkan IFP yang lama dan menghemat biaya sekolah. Solusi-solusi lainnya seperti tampilan sistem operasi modular yang mudah digunakan dan dikelola untuk sekolah-sekolah berskala kecil, serta pemilihan IFP yang membuat guru-guru dan staff IT senang (Bartnik & Thompson, 2025). Terlepas dari itu, Bartnik dan Thompson yakin bahwa sekolah bisa mengambil solusi-solusi tersebut untuk menjaga biaya operasi yang rendah dan memberikan interaktivitas yang dibutuhkan di ruang kelas masing-masing.
3. KEINGINAN MENYALAKAN PERCIKAN, IMAGINASI MENYEDIAKAN PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH
Untuk setiap sekolah yang tertarik dengan mencoba IFP untuk diri-sendiri, Iware bersedia untuk menyalakan percikan yang diperlukan. Iware sudah berada di industri perangkat elektronik sejak lama, dan mempunyai tim berpengalaman sebagai kualitas tambahan. Hasilnya adalah Iware telah bekerja dalam banyak perangkat elektronik, seperti Interactive Flat Panel. Iware mau setiap pelanggan mereka mempunyai pengalaman yang terbaik dengan produk mereka. Sekolah-sekolah dan guru-guru harus memercikan rasa ingin tahu mereka dan beli salah satu Iware IFP untuk mereka sendiri. Begitu mereka mulai berinteraksi dengan IFP, mereka akan sadar bahwa Iware menyediakan imaginasi yang diperlukan agar siswa-siswi berpeluang untuk meraih pendidikan yang berguna di sekolah-sekolah mereka.ance for educational success in their school.
Lampiran
Avni, N. & Radix Technology (17 May, 2024). Getting the most ROI from your classroom technology. eSchool News. https://www.eschoolnews.com/digital-learning/2024/05/17/interactive-whiteboard-roi-classroom-edtech/
Bartnik, T. & Thompson, V. (22 January, 2025). K-12 Schools Have More Interactive Whiteboard Options Than They Think. EdTech. https://edtechmagazine.com/k12/article/2025/01/k-12-schools-have-more-interactive-whiteboard-options-they-think
Neni. (21 March, 2024). Sekolah Kusuma Bangsa Ciptakan Sekolah Pintar Lewat Penggunaan Teknologi IFP. Sumatera Ekspres. https://sumateraekspres.bacakoran.co/read/41050/sekolah-kusuma-bangsa-ciptakan-sekolah-pintar-lewat-penggunaan-teknologi-ifp
Interactive Whiteboard – IWB. (n.d.). TeachingEnglish. https://www.teachingenglish.org.uk/professional-development/teachers/knowing-subject/d-h/interactive-whiteboard-iwb
The Guardian. (2005). Inspiration From The Day They Start School. The Guardian. https://www.theguardian.com/education/getonboard/story/0,,1679898,00.html
Tinggalkan Balasan